Kamis, 24 Januari 2008

Rama Pratama

Rama Pratama, ia adalah ketua senat mahasiswa UI periode 1997-1998. Aku ketemu dia pertama kali ketika SMUI aksi ke Depdiknas menuntut pembatalan SK Mendiknas yang memberhentikan Sri Bintang Pamungkas dari dosen UI.

Waktu itu, Rama belum menjadi ketua SMUI, dia masih menjabat ketua FSI (Forum Studi Islam FEUI). Pada Pemilihan Raya (Pemira) tahun 1997 sekita bulan April-Mei, Rama pun maju sebagai kandidat bersaing dengan Fitra Arsil dari Fakultas Hukum. Sejak tahun 1995 aku kuliah di UI, mungkin inilah Pemira yang paling hambar, karena kedua calon berasal dari “partai” yang sama, yaitu gerakan tarbiyah. Tahun 1996, Pemira UI memunculkan tiga calon, Selamat Nurdin (FISIP, tarbiyah), Subuh Prabowo (FISIP) dan Budi Septriyono/ Busept (Teknik). Subuh banyak didukung anak-anak ekstra-universitas seperti HMI dan PMII.

Hasil Pemira UI 1997 pun menghantarkan Rama meraih kursi ketua SMUI. Di bulan november 1997, aku sebagai ketua departemen pendidikan SM FSUI mengadakan acara diskusi gerakan mahasiswa yang menghadirkan Hariman Siregar. Rama juga aku undang, tapi ternyata dia batal datang, padahal beberapa hari sebelumnya dia sudah oke mau datang.

Pada bulan April 1998, ketika SMFSUI mengadakan LDMK (Latihan Dasar Manajemen Kemahasiswaan), aku mengundang Rama sekali lagi untuk jadi pembicara, dipanel dengan Ikravany Hilman (FISIP 92, sekarang aktif di P2D) dan Indra Jaya Piliang (Sejarah 91, sekarang peneliti CSIS). Walau sedikit telat, Rama hadir juga dan forum tersebut menjadi forum langka yang mempertemukan dua figur aktivis mahasiswa yang mewakili dua kekuatan besar gerakan mahasiswa UI 1998. Rama sebagai ketua SMUI yang dalam setiap aksinya didukung oleh senat mahasiswa FK, FKG, FMIPA, FPsi, FH, Poltek dan FKM. Sementara Ikra adalah salah seorang Presidium KA KBUI (Kesatuan Aksi Keluarga Besar UI) yang didukung oleh senat mahasiswa Fakultas Sastra, FISIP, Ekonomi, Teknik dan kadang-kadang Hukum (Ketua senat mahasiswa fakultas Hukum saat itu adalah Topek, anak Buya Ismail Hassan Metareum, ketua umum PPP saat itu).


Semua mahasiswa UI tahun 1998 mafhum, bahwa SMUI dan 7 senat fakultas pendukungnya berwarna “hijau” gerakan tarbiyah. Sementara, KA KBUI dengan 4 senat fakultas pendukungnya adalah non tarbiyah dan berwarna pelangi. Ketua SM FSUI, Dede Suryadi adalah anggota HMI yang asli NU Tasikmalaya. Ketua SM FISIP UI Pak Cik (saya lupa nama aslinya) didukung anak-anak mahasiswa “kiri” di FISIP. Ketua SM FTUI adalah Yudi Yudewo, alumnus SMA Taruna Nusantara Magelang. Ketua SM FEUI adalah Muhammad Dian Revindo, anak gaul FE yang “awam” politik tapi cukup oke kalau orasi.

Walhasil, karena aku berada di jajaran presidium KA KBUI, maka aku tak pernah rapat bareng Rama. Sejak gerakan mahasiswa UI terpecah dua di awal Januari 1998, Rama adalah kawan yang berada di “seberang” sana. Impianku untuk mempersatukan SMUI dan KA KBUI hanya terwujud di forum LDMK tersebut. Tapi mungkin, Rama kini sudah bisa tersenyum kalau dia main ke UI sekarang, karena UI sudah tidak terpecah seperti 1998 dulu. Kini UI hanya satu warna, “ijo royo-royo”.