Senin, 19 April 2010
"Fan, Nama Kamu kok ada di Pangdam"?
Selasa, 08 April 2008
Ketika Tentara Mencegat Mahasiswa UI Di Pasar Minggu
Sejak mahasiswa UI yang diorganisir oleh 4 senat fakultas (FS, FISIP, FT dan FE) melakukan aksi pada pertengahan februari 1998. Kampus UI Depok pun setiap harinya dijaga oleh dua truk tentara/brimob. Tentara disiagakan untuk mencegah aksi mahasiswa keluar dari kampus.
Rabu, 12 Maret 2008
Kutempel Sajak “Tukang Rambutan” di Koridor Sastra
Aku tersentuh. Fotokopi dan kutempel di koridor sastra….
SEORANG TUKANG RAMBUTAN PADA ISTRINYA
Oleh: Taufiq Ismail
“Tadi siang ada yang mati, Dan yang mengantar banyak sekali
Ya. Mahasiswa-mahasiswa itu.
Anak-anak sekolahYang dulu berteriak: dua ratus, dua ratus!
Sampai bensin juga turun harganya
Sampai kita bisa naik bis pasar yang murah pula
Mereka kehausan dalam panas bukan main
Terbakar muka di atas truk terbuka
Saya lemparkan sepuluh ikat rambutan kita, bu
Biarlah sepuluh ikat juga
Memang sudah rezeki mereka
Mereka berteriak-teriak kegirangan dan berebutan
Seperti anak-anak kecil “Hidup tukang rambutan! Hidup tukang rambutan”
Dan menyoraki saya. Betul bu, menyoraki saya
Dan ada yang turun dari truk, bu
Mengejar dan menyalami saya “Hidup pak rambutan!” sorak mereka
Saya dipanggul dan diarak-arak sebentar“Hidup pak rambutan!” sorak mereka
“Terima kasih, pak, terima kasih!
Bapak setuju kami, bukan?”
Saya mengangguk-angguk. Tak bisa bicara
“Doakan perjuangan kami, pak,”
Mereka naik truk kembali
Masih meneriakkan terima kasih mereka
“Hidup pak rambutan! Hidup rakyat!”Saya tersedu, bu.
Saya tersedu
Belum pernah seumur hidup
Orang berterima-kasih begitu jujurnya
Pada orang kecil seperti kita.
1966
L’Histoire se repete. Sejarah pun berulang.
Di tahun 1998, saat kami bergerak dengan ke DPR dari Depok, para tukang korang pun berteriak, “Hidup Reformasi!, Hidup Mahasiswa!”. Bus-bus kota dari terminal Depok pada Senin 19 Mei 1998 tak henti-hentinya masuk ke kampus UI Depok untuk mengangkut ribuan mahasiswa yang akan menduduki DPR. Siapa yang membayar bus-bus itu? Yang jelas, kami, tak sanggup membayarnya…..tapi bus-bus itu terus masuk ke kampus dan mengantar kami ke DPR. Sampai di DPR, kami hanya berucap “Thank you” dan sang supir pun membalas senyum
Sabtu, 16 Februari 2008
Hariman Siregar
Kamis, 24 Januari 2008
Faturrahman, Pembakar Poster “Orde Baru”
Di awal-awal demo mahasiswa UI di bulan Februari 1998, panitia aksi masih sangat berhati-hati dalam merancang aksi mimbar bebas. Tema yang dirancang belum didesain untuk menyerang langsung Orde Baru, apalagi Soeharto. Di atas panggung mimbar bebas di lapangan parkir Sastra UI seberang Halte Bus Kuning Sastra UI, diadakanlah aksi pertama kalinya. Sederetan skenario pun sudah dirancang.
“Warna” Politik Mahasiswa UI 1998
Secara “warna politik” gerakan mahasiswa, UI terpecah dua, antara Salemba yang berwarna “hijau” dan Depok yang “pelangi”. “Pelangi” mahasiswa UI di Depok terbagi atas “Hijau” di FMIPA, FKM, Politeknik, Psikologi -dan (kadang-kadang) Hukum. Serta “Merah, Kuning, Ungu dll” di FISIP, Sastra, Ekonomi dan Teknik –dan (kadang-kadang) Hukum.
Rama Pratama
Rama Pratama, ia adalah ketua senat mahasiswa UI periode 1997-1998. Aku ketemu dia pertama kali ketika SMUI aksi ke Depdiknas menuntut pembatalan SK Mendiknas yang memberhentikan Sri Bintang Pamungkas dari dosen UI.
Semua mahasiswa UI tahun 1998 mafhum, bahwa SMUI dan 7 senat fakultas pendukungnya berwarna “hijau” gerakan tarbiyah. Sementara, KA KBUI dengan 4 senat fakultas pendukungnya adalah non tarbiyah dan berwarna pelangi. Ketua SM FSUI, Dede Suryadi adalah anggota HMI yang asli NU Tasikmalaya. Ketua SM FISIP UI Pak Cik (saya lupa nama aslinya) didukung anak-anak mahasiswa “kiri” di FISIP. Ketua SM FTUI adalah Yudi Yudewo, alumnus SMA Taruna Nusantara Magelang. Ketua SM FEUI adalah Muhammad Dian Revindo, anak gaul FE yang “awam” politik tapi cukup oke kalau orasi.