Siapa tak kenal Hariman Siregar. Dialah Ketua Dewan Mahasiswa UI tahun 1974 yang memimpin demonstrasi anti Jepang yang kemudian tercatat dalam sejarah sebagai "Peristiwa Malari (Malapetaka Lima Belas Januari)".
Maka, ketika aku sebagai Ketua Departemen Pendidikan Senat Mahasiswa Fakultas Sastra UI ingin menggelar Diskusi Gerakan Mahasiswa di bulan November 1997, maka yang terpikir untuk aku undang adalah Hariman Siregar.
Aku pun coba menghubunginya via telepon, dan ia dengan suara bataknya yang tegas pun mengiyakan permohonanku untuk menjadi pembicara pada diskusi tersebut.
Namun, Pembantu Dekan III FSUI, Mas Susanto Zuhdi saat itu menolak Hariman Siregar. Setelah berdiskusi, aku dan Mas Santo sepakat mengganti Hariman dengan Lukman Hakim, aktivis mahasiswa UI tahun 1978.
Aku pun segera menghubungi Lukman Hakim. Namun ternyata beliau berhalangan pada hari diskusi tersebut. H-1 acara, aku baru menghubungi kembali Mas Santo, memberitahu bahwa Lukman Hakim tidak bisa hadir dan Hariman Siregar tetap jadi pembicara.
Mas Santo yang aku plot menjadi salah satu pembicara pun terpaksa bersanding dengan Hariman Siregar. D-Day, Hariman pun mendominasi diskusi dan beberapa kali "memprovokasi" mahasiswa untuk segera bergerak. Sejumlah aktivis mahasiswa UI dari berbagai fakultas hadir. Diskusi tersebut pun menjadi awal dari serangkaian diskusi pergerakan di tahun 1998 yang berujung pada demonstrasi di bulan februari 1998.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar